Saturday, January 5, 2008

ARTIKEL 6 MAHMUD JAUHARI ALI


Bahasa Indonesia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan


Mahmud Jauhari Ali

BANJARMASIN POST

Bulan Agustus selalu kita ingat sebagai bulan diproklamasikannya kemerdekaan bangsa ini. Kemerdekaan bagi kita adalah karunia yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Esa dan hasil jerih payah dari perjuangan yang gigih. Seluruh warga Indonesia merasakan nikmat kemerdekaan walaupun sebagian belum lahir pada masa penjajahan. Tanpa kemerdekaan, sampai detik ini kita masih dibelenggu oleh bangsa penjajah. Sudah selayaknya kita selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia berupa kemerdekaan yang kita rasakan hingga detik ini. Di samping doa untuk mendapatkan kemerdekaan yang dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa tersebut, para pejuang juga berusaha semaksimal mungkin untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Proklamasi kemerdekaan merupakan salah satu usaha para pejuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Memang sesuatu itu harus diraih dengan usaha yang didahului dan diakhiri dengan doa.
Dalam sejarah Indonesia, perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah semakin mantap dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda sehingga para pejuang bersatu dalam satu tanah air, satu bangsa, dan bersatu dalam satu bahasa, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pemersatu para pejuang dalam merebut kemerdekaan waktu itu. Bahkan, jika kita cermati pada saat proklamasi kemerdekaan terjadi, ada dua unsur penting di dalamnya. Dua unsur penting itu adalah proklamator dan bahasa Indonesia yang digunakan dalam memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Ir Sukarno dan bahasa Indonesia sangat berpengaruh pada saat peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 itu. Dalam peristiwa tersebut Ir. Sukarno adalah pembaca naskah proklamasi dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan dalam naskah proklamasi tersebut. Hal ini membuktikan kepada kita bahwa Ir. Sukarno dan bahasa Indonesia menjadi dua unsur yang tidak terpisah pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Meskipun Ir. Sukarno dan bahasa Indonesia menjadi dua unsur penting dalam peristiwa proklamasi tersebut, hal ini tidak berarti kita melupakan jasa para pejuang lainnya dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah.
Ir. Sukarno dan sebagian pejuang kemerdekaan RI sekarang telah tiada di dunia ini. Kita sebagai generasi penerus para pejuang tempo dulu harus bangkit membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju di segala bidang sesuai kemampuan kita. Kita juga dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam perjuangan kita untuk membangun bangsa Indonesia di masa kini. Dengan bahasa Indonesia kita dapat memiliki pengetahuan yang banyak untuk membangun bangsa Ini. Sejak SD hingga perguruan tinggi warga Indonesia belajar dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sudah banyak pengetahuan yang kita peroleh dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pengetahuan-pengetahuan itulah yang kita gunakan untuk memajukan bangsa ini. Dengan bahasa Indonesia pula kita dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Masih ingatkah kita dengan takluknya raja-raja nusantara di tangan penjajah? Para raja dari kerajaan besar dan kecil di nusantara itu takluk akibat tidak adanya persatuan dan kesatuan antarmereka dalam mengusir penjajah. Seandainya dahulu mereka bersatu dan disertai dengan bantuan Tuhan YME dalam mengusir penjajah, tentu bangsa kita tidak akan dijajah. Kita dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan selalu berbahasa Indonesia secara baik dan benar sebagai bahasa persatuan dalam membangun bangsa Indonesia. Berdasarkan paparan di atas, menurut saya alangkah baiknya jika kita peringati HUT Republik Indonesia tahun ini dengan mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa negara, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan yang menjadi media komunikasi untuk meningkatkan pembangunan bangsa Indonesia sebagai perjuangan kita di masa kini.

No comments:

Post a Comment