Saturday, January 5, 2008

ARTIKEL 10 MAHMUD JAUHARI ALI


Kesarjanaan Bukan Sekadar Gelar
(Sebuah Renungan Hari Sarjana 29 September 2007)


Mahmud Jauhari Ali

BANJARMASIN POST



Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, tanda koma (,) dipakai di antara nama orang dan gelar kesarjanaan yang mengikutinya. Penulisan tersebut seperti Mukhtar, S.E. dan Syamsul, S.H. Kedua gelar itu ditulis setelah tanda koma. Pemakaian tanda koma berfungsi untuk membedakan gelar kesarjanaan seperti S.E. dan S.H. tersebut dari sigkatan nama diri, keluarga, atau marga seperti Mustafa Sailani Efendi yang ditulis Mustafa S.E. tanpa tanda koma. Sebagian orang lebih mementingkan gelar kesarjanaan daripada kualitas yang ada pada dirinya sebagai seorang sarjana. Tidak jarang orang mau membayar uang yang jumlahnya sangat banyak demi mendapatkan ijazah kesarjanaan palsu untuk menjadi seorang sarjana dengan gelar kesarjanaan yang menyertai namanya. Tidak jarang pula orang mau mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan nilai A untuk mata kuliah yang ia programkan selama kuliah untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.
Dewasa ini menjadi seorang sarjana adalah sebuah kebutuhan untuk mendapatkan pekejaan. Dalam penerimaan CPNS misalnya, gelar kesarjanaan sangat dibutuhkan oleh Calon PNS. Jarang lulusan SMA/MA/SMK apalagi SMP/MTs dibutuhkan untuk menjdi PNS di instansi-instansi pemerintah. Untuk menjadi guru pada jenjang SMP atau yang sederajat dan SMA atau yang sederajat misalnya, haruslah bergelar S.Pd. yang merupakan singkatan dari Sarjana Pendidikan. Karena itulah, jangan heran jika kita melihat parkir sepeda motor mahasiswa selalu penuh pada hari perkuliahan. Banyaknya generasi penerus yang kuliah menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat cerdas dan kompetitif.
Dengan melihat kenyataan seperti ini, seharusnya bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang maju, tetapi sampai kini bangsa Indonesia masih akrab sekali dengan bantuan dari negara lain yang jumlahnya tidak sedikit. Menurut saya hal ini disebabkan oleh sebagian sarjana di Indonesia belum menjadi sumber daya manusia yang cerdas dan kompetitif untuk membangun bangsa yang besar ini. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas bahwa tidak jarang orang meraih gelar sarjana dengan cara yang tidak pantas, yakni bukan dari keaktifan mereka dalam belajar selama kuliah. Sebagai mahasiswa yang merupakan calon sarjana seharusnya belajar merupakan tugas pokok mereka yang tidak bisa dikesampingkan. Apa pun alasannya, belajar tetap harus dinomorsatukan para calon sarjana ini.
Belajar dalam perkuliahan mencakup berbagai kegiatan seperti menyimak penjelasan para dosen, membaca buku-buku penunjang, diskusi, dan pengaplikasian ilmu di lapangan misalnya Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah bagi mahasiswa keguruan. Menyimak yang merupakan salah satu kegiatan dalam belajar di kampus sebenarnya adalah salah satu keterampilan berbahasa yang seharusnya digunakan para calon sarjana untuk mendapatkan informasi berupa pengetahuan dari para dosen mereka. Pada umumnya di negara Indonesia para dosen menyampaikan pegetahuan kepada para calon sarjana dengan menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan di negara ini. Dalam hal ini para calon sarjana dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk mendapatkan pengetahuan dari para dosen mereka melalui kegiatan menyamak.
Selain kegiatan menyimak tersebut para calon sarjana seharusnya sering membaca buku-buku penunjang perkuliahan untuk memudahkan mereka menguasai disiplin ilmu dari setiap mata kuliah yang mereka programkan. Membaca sebenarnya juga salah satu keterampilan berbahasa. Dalam kaitannya dengan belajar selama kuliah, membaca digunakan para calon sarjana untuk mendapatkan banyak pengetahuan dari para penulis yag natabene adalah para pakar di bidangnya. Dengan sering membaca buku-buku penunjang tersebut, para calon sarjana akan lebih banyak memiliki pengetahuan atau katakanlah lebih berkualitas daripada para calon sarjana yang jarang membaca. Pada umumnya buku-buku tersebut berbahasa Indonesia. dengan demikian, para calon sarjana dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan melalui kegiatan membaca.
Begitu pula dengan kegiatan diskusi, dalam kegiatan ini berbicara yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa sangat diperlukan. Diskusi seharusnya dilakukan para calon sarjana agar mereka lebih merasa memiliki pengetahuan dan belajar pun menjadi lebih bermakna bagi mereka. Dalam diskusi tersebut para calon sarjana akan menggunakan pengetahuan mereka untuk memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dibahas melalui kegiatan berbicara. Karena situasinya resmi, dalam diskusi para calon sarjana harus menggunakan bahasa Indonesia sehingga para calon sarjana dapat menggunakan bahasa Indonesia melalui kegiatan berbicara untuk membahas masalah dalam diskusi tesebut.
Di samping itu, ada kegiatan praktik langsung di lapangan yang wajib dilakukan para calon sarjana misalnya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah bagi calon sarjana yang akan menjadi seorang guru. Kegiatan ini sudah tentu melibatkan bahasa Indonesia dalam menyampaikan materi pelajaran, menjawab pertanyaan siswa dan sebagainya karena bahasa yang dipakai dalamm kegiatan belajar-mengajar di sekolah adalah bahasa indonesia. jadi, dalam hal ini para calon sarjana dapat menggunakan bahasa Indonesia dalam mengaplikasikan pengatahuan yang telah mereka dapatkan. Dengan kegiatan belajar yang serius seperti tersebut di atas, para mahasiswa yang merupakan calon sarjana ini akan menjadi sarjana yang andal dibidang mereka masing-msasing. Mereka pun tentunya tidak akan menyandang gelar semata, melainkan mereka benar-benar memiliki pengatahuan yang berguna bagi diri mereka, keluarga, masyarakat, negara, dan agama yang mereka anut. Dengan ini pula tujuan pendidikan di perguruan tunggi tercapai, yakni behasil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. dengan demikian, kesarjanaan bukan sekadar gelar bagi yang menyandangnya, tetapi merupakn bukti bahwa orang yang memiliki gelar kesarjanaan adalah orang yang berkualitas dan mampu membangun bangsa ini maju sejajar dengan bangsa maju lainnya.

No comments:

Post a Comment